https://journal.unu-jogja.ac.id/fip/index.php/JONED/issue/feedJournal of Nusantara Education2025-10-07T14:40:33+00:00Adhan Kholis, S.Pd.I., M.Pd.[email protected]Open Journal Systems<p><strong>JONED: Journal of Nusantara Education</strong> (<a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20210821201447155" target="_blank" rel="noopener">E-ISSN 2807-436X</a>) is a peer-reviewed <a href="https://journal.unu-jogja.ac.id/fip/index.php/JONED/openaccesspolicy">open access</a> scholarly journal published by the Faculty of Education<strong>, </strong>Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta. This journal is abstracted and indexed by <a href="https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/profile/11992">SINTA</a>, <a href="https://scholar.google.com/citations?user=ojRqEDoAAAAJ&hl=en&authuser=3" target="_blank" rel="noopener">Google Scholar</a><strong>,</strong> <a href="https://garuda.kemdikbud.go.id/journal/view/25337" target="_blank" rel="noopener">Garuda</a>, <a href="https://search.crossref.org/?q=+2807-436X&from_ui=yes" target="_blank" rel="noopener">Crossref</a>, <a href="https://app.dimensions.ai/discover/publication?search_mode=content&and_facet_source_title=jour.1448838" target="_blank" rel="noopener">Dimensions</a><strong>,</strong> <a href="https://onesearch.id/Search/Results?lookfor=universitas+nahdlatul+ulama+yogyakarta&type=AllFields&filter%5B%5D=institution%3A%22Universitas+Nahdlatul+Ulama+Yogyakarta%22&filter%5B%5D=collection%3A%22Journal+of+Nusantara+Education%22" target="_blank" rel="noopener">OneSearch</a>, <a href="https://www.neliti.com/journals/joned" target="_blank" rel="noopener">Neliti.com</a>, <a href="https://www.base-search.net/Search/Results?lookfor=journal+of+nusantara+education&name=&oaboost=1&newsearch=1&refid=dcbasen" target="_blank" rel="noopener">Base</a>, <a href="https://journals.indexcopernicus.com/search/details?id=124937" target="_blank" rel="noopener">Copernicus</a>, <a href="https://journalstories.ai/journal/search/Journal%20of%20Nusantara%20Education" target="_blank" rel="noopener">JournalStories</a>, <a href="https://portal.issn.org/resource/ISSN/2807-436X" target="_blank" rel="noopener">ROAD</a>, and <a href="https://moraref.kemenag.go.id/archives/journal/99226966393151815" target="_blank" rel="noopener">Moraref</a>. This journal is accredited by the Indonesian Ministry of Research, Technology and Higher Education (RistekDikti) of the Republic of Indonesia in SINTA. <span data-keep-original-tag="false" data-original-attrs="{"data-preserver-spaces":"true"}">The recognition was published in the Director Decree <a href="https://drive.google.com/file/d/16OooPPmrmfDkUTRX1t6h5BNP_jH8H4ub/view?usp=sharing">(SK No. 72/E/KPT/2024)</a></span><span data-keep-original-tag="false" data-original-attrs="{"data-preserver-spaces":"true"}">, effective until <strong>2025 (<a href="https://drive.google.com/file/d/1udk9SQi-QK5eB2xwV81ZFjgn0JGNt-PO/view?usp=sharing">Download accreditation certificate</a>). </strong></span>The journal has been a member of <strong>Crossref</strong> (Prefix: <strong>10.57176</strong>). It publishes research and literature review articles in relation to educational science, language education, early childhood education, primary education, secondary education, and higher education. Submitted papers can be written in English, Bahasa Indonesia or other international languages for the initial review stage by editors and further review process by our reviewers. Journal of Nusantara Education publishes its issues biannually, in October and April.</p>https://journal.unu-jogja.ac.id/fip/index.php/JONED/article/view/154Keterampilan Sains Mahasiswa Teknik Mesin pada Materi Logam Fero dan Non-Fero2025-06-27T07:26:06+00:00Dian Anisa Rokhmah Wati[email protected]Retno Eka Pramitasari[email protected]Lia Ardiansari[email protected]<p>Mahasiswa yang mempelajari bidang teknik memerlukan kemampuan analitis, matematika, kreativitas, pemecahan masalah, komunikasi, dan kerja sama tim yang kuat sehingga membutuhkan keterampilan sains yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterampilan sains mahasiswa Teknik Mesin dalam mempelajari topik bahan teknik logam fero dan non-fero, yang mencakup kemampuan mengajukan pertanyaan, melakukan observasi, berkomunikasi, menginterpretasikan data, dan menerapkan konsep. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif, melibatkan 18 mahasiswa Teknik Mesin Universitas Hasyim Asy’ari sebagai subjek penelitian. Data dikumpulkan melalui angket berbasis skala Likert 1-5, yang telah divalidasi oleh ahli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan sains mahasiswa secara keseluruhan berada pada kategori sedang, dengan mayoritas skor terkonsentrasi pada tingkat 2 dan 3 di semua aspek yang diukur. Tidak ada satupun mahasiswa yang memberikan nilai sempurna (skor 5) pada indikator mana pun, yang menunjukkan adanya celah antara pemahaman teoritis dan penerapan praktis. Aspek observasi dan interpretasi data memperoleh skor relatif lebih rendah, mengindikasikan perlunya pengembangan lebih lanjut dalam kemampuan analisis dan komunikasi hasil. Temuan ini merekomendasikan adanya inovasi dalam proses pembelajaran, seperti penerapan pembelajaran berbasis proyek (<em>project-based learning</em>) dan pendekatan kolaboratif yang lebih intensif. Strategi tersebut diharapkan mampu menciptakan pengalaman belajar yang kontekstual, sehingga dapat meningkatkan keterampilan sains mahasiswa teknik secara lebih komprehensif dan efektif, sekaligus mempersiapkan mereka menghadapi tuntutan dunia kerja.</p> <p>_______________________________________________________________________________________</p> <p><em>Students studying engineering require strong analytical, mathematical, creative, problem-solving, communication, and teamwork skills, thus requiring adequate science skills. This study aims to analyze the science skills of Mechanical Engineering students in studying the topic of ferrous and non-ferrous metal engineering materials, which include the ability to ask questions, make observation, communicate, interpret data, and apply concepts. This study employed a quantitative approach with a descriptive method, involving 18 Mechanical Engineering students of Hasyim Asy'ari University as research subjects. Data were collected through a questionnaire a using a 5-point Likert scale , which has been validated by experts. The results showed that students' overall science skills were in the moderate category, with the majority of scores concentrated at levels 2 and 3 across all measured aspects. No students achieved the maximum score (5) on any indicator, indicating a gap between theoretical understanding and practical application. The aspects of observation and data interpretation scored relatively lower, indicating a need for further development in analytical and communication skills. These findings suggest innovations in the learning process, such as the implementation of project-based learning and a more intensive collaborative approach. These strategies are expected to create contextual learning experiences, thereby enhancing engineering students' science skills more comprehensively and effectively, while simultaneously preparing them for the demands of the workplace.</em></p>2025-10-07T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Dian Anisa Rokhmah Wati, Retno Eka Pramitasari, Lia Ardiansarihttps://journal.unu-jogja.ac.id/fip/index.php/JONED/article/view/165Optimizing Students' Ability in Understanding and Producing Recount Texts through Discovery Learning2025-06-27T06:47:16+00:00Liatun[email protected]Moh Iqbal Alibi[email protected]Nur Imamah Yuliatin[email protected]Chairatul Umamah[email protected]Raziqah[email protected]Muhammad Jusak[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan model Discovery Learning di kelas XC SMAN 3 Pamekasan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan siswa dalam menulis teks recount. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang diadaptasi oleh Kemmis dan McTaggart. Sebanyak 31 siswa dari kelas XC SMAN 3 Pamekasan menjadi subjek dalam penelitian ini. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Observasi, dokumentasi, dan tes tertulis digunakan untuk mengumpulkan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa mengalami peningkatan pada siklus I yaitu sebesar 24,81 poin atau 46,49%, dengan nilai rata-rata pretest 53,38 menjadi 78,19. Namun pada siklus II nilai rata-rata menurun menjadi 76,59. Penurunan ini terjadi sebesar 1,60 poin atau -2,05%, namun meskipun terjadi penurunan, masih ada peningkatan dari pre-test sebesar 43. Penurunan ini disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Sebagian besar 51% dipengaruhi oleh faktor eksternal, yang terjadi di dalam kelas pada saat post test karena pada saat post test bertepatan dengan adanya razia handphone siswa sehingga secara langsung mempengaruhi mood dan fokus siswa dalam mempersiapkan diri menghadapi tes. Oleh karena itu diperlukan pengelolaan kelas yang ketat dan inovatif selama pembelajaran dan penilaian untuk meminimalisir gangguan dari luar.</p> <p>_____________________________________________________________________________________</p> <p><em>This study aims to apply Discovery Learning model in class XC SMAN 3 Pamekasan to improve students' understanding and ability to write recount text. This research method used was Classroom Action Research (</em><em>CAR</em><em>), which was adopted by Kemmis and McTaggart, 31 students from class XC SMAN 3 Pamekasan became the subjects in this study. The research was conducted in two cycles consisting of planning, action, observation, and reflection. Observation, documentation, and written tests were used to collect data. The results showed that the students' ability increased in cy</em><em>i</em><em>cle I</em><em> and there was an increase of 24.81 points or 46.49%</em><em>, with the average pretest score of 53.38 to 78.19; however, in cycle II, the average score dropped to 76.59</em><em> the decrease is 1.60 points or -2.05% but despite the decrease, there is still an increase from the pre-test of 43.51%</em><em> This decrease was caused by external factors, which occurred in the classroom at the time of the post test because at the time of the post test it coincided with a cellphones raid that directly affected the mood and focus of students in preparing for the test.</em> <em>herefore rigorous and innovative classroom management is required during learning and assessment to minimize external distractions.</em></p>2025-10-07T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Liatun, M. Iqbal Alibi, Nur Imamah Yuliatin, Chairatul Umamah, Raziqah, Muhammad Jusakhttps://journal.unu-jogja.ac.id/fip/index.php/JONED/article/view/175Inovasi Manajemen dan Kepemimpinan Transformatif Kelembagaan PAI2025-06-27T08:02:08+00:00Abdul Wahab Fahrub[email protected]Muchammad Iqbal Chailani[email protected]Kunfuaidah Latifah[email protected]Zainal Arifin [email protected]Dimas Ardiansyah[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk inovasi manajemen yang diterapkan dalam kelembagaan Pendidikan Agama Islam (PAI), menganalisis implementasi kepemimpinan transformatif, serta mengungkap berbagai tantangan dalam pengembangan inovasi dan strategi kelembagaan PAI. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah studi pustaka (<em>library research</em>) dengan pendekatan kualitatif, pengambilan data melalui sumber primer dan sekunder terkait dengan Inovasi dan kepemimpinan berupa tulisan artikel atau buku. Penelitian ini lebih fokus pada Kepustakaan karena kajian ini terletak pada telaah teori, konsep, dan hasil penelitian sebelumnya yang relevan, sehingga memerlukan penggalian literatur yang mendalam ketimbang pengumpulan data empiris di lapangan.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk inovasi manajemen yang diterapkan meliputi: manajemen berbasis sekolah, manajemen berbasis teknologi informasi (e-management), pengelolaan sumber daya manusia (SDM) secara profesional, serta manajemen kurikulum dan program yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan masyarakat. Keberhasilan dari inovasi-inovasi tersebut sangat dipengaruhi oleh komitmen dan kapasitas kepemimpinan lembaga, serta dukungan lingkungan eksternal seperti pemerintah, masyarakat, dan mitra strategis. Dalam konteks kepemimpinan, pendekatan transformasional memainkan peran penting melalui lima pilar utama, yaitu: penetapan visi dan misi yang jelas, pemberdayaan inovasi dan kreativitas, penyediaan pelatihan dan pengembangan berkelanjutan, pemberian dukungan serta pengakuan terhadap kinerja, dan pembangunan kemitraan kolaboratif. Meskipun demikian, pengembangan inovasi manajerial dalam kelembagaan PAI masih menghadapi berbagai tantangan, di antaranya keterbatasan kompetensi guru, resistensi terhadap perubahan, minimnya dukungan teknologi, dan lemahnya kolaborasi antar pemangku kepentingan. Oleh karena itu, dibutuhkan intervensi yang sistematis dan berkelanjutan untuk menciptakan kelembagaan PAI yang unggul, adaptif, dan relevan dengan tuntutan zaman. </p> <p>___________________________________________________________________________________________</p> <p><em>This study aims to identify the forms of management innovation applied in Islamic Religious Education institutions, analyze the implementation of transformative leadership within them, and reveal various challenges in the development of innovation and institutional strategies in IRE. The method used in this study is library research with a qualitative approach, collecting data from primary and secondary sources related to innovation and leadership in the form of articles or books. This study focuses more on literature because it is based on the examination of relevant theories, concepts, and previous research findings, thus requiring in-depth literature exploration rather than empirical data collection in the field. The results show that the forms of management innovation applied include: school/madrasah-based management, information technology-based management), professional human resource management , and curriculum and program management tailored to the needs of students and the community. The success of these innovations is greatly influenced by the commitment and capacity of institutional leadership, as well as external support from the government, community, and strategic partners. In the context of leadership, the transformational approach plays a crucial role through five main pillars: establishing a clear vision and mission, empowering innovation and creativity, providing continuous training and development, offering support and recognition for performance, and building collaborative partnerships. However, the development of managerial innovation in PAI institutions still faces various challenges, including limitations in teacher competencies, resistance to change, lack of technological support, and weak collaboration among stakeholders. Therefore, systematic and sustainable interventions are needed to create PAI institutions that are excellent, adaptive, and relevant to the demands of the times.</em></p> <p> </p> <p> </p>2025-10-07T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Abdul Wahab Fahrub, Muchammad Iqbal Chailani, Kunfuaidah Latifah, Zainal Arifin, Dimas Ardiansyahhttps://journal.unu-jogja.ac.id/fip/index.php/JONED/article/view/184The Implementation of Play-Based Learning in English Vocabulary Learning at Kindergarten Learners Level2025-07-30T03:03:06+00:00M. Sukron Hamdi[email protected]Yuli Astutik[email protected]Dian Novita[email protected]<p>Masa kanak-kanak awal merupakan fase penting bagi perkembangan bahasa dan interaksi sosial. Meskipun <em>Play-Based Learning</em> (PBL) telah lama diakui mampu mendukung kreativitas dan pertumbuhan emosional, potensinya dalam penguasaan kosakata bahasa kedua masih jarang diteliti. Di RA Anak Emas, pengajaran bahasa Inggris telah diintegrasikan melalui penerapan PBL. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi bagaimana PBL mendukung pembelajaran kosakata anak usia dini. Dengan pendekatan kualitatif deskriptif, penelitian melibatkan 18 anak berusia 4–6 tahun yang diamati selama delapan minggu melalui observasi nonpartisipan terstruktur. Analisis menggunakan tipologi permainan <em>Edwards Open-ended, Modeled Play</em>, dan <em>Purposefully-Framed Play</em> dengan fokus pada penggunaan kosakata dan keterlibatan sosial, seperti giliran berbicara, kerja sama, dan produksi bahasa spontan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga jenis permainan mendorong partisipasi aktif, penggunaan kosakata secara kontekstual, dan kolaborasi antar teman sebaya. Selain itu, muncul perilaku berulang yang mencerminkan empati dan inisiatif kognitif yang tidak tercakup dalam kerangka Edwards. Untuk itu, peneliti mengusulkan kategori baru, yaitu <em>Interpersonal Constructive Play</em>, yang menekankan interaksi kaya emosi dan berbasis ide, yang kerap terabaikan dalam taksonomi permainan tradisional. Kontribusi ini memperluas kerangka teoretis PBL dengan menegaskan pentingnya keseimbangan antara permainan terstruktur dan ruang bagi ekspresi spontan, empati, serta keterlibatan kognitif. Temuan ini memberikan implikasi praktis bagi pendidik dan perancang kurikulum dalam menciptakan pembelajaran bahasa Inggris yang lebih holistik dan inklusif bagi anak usia dini.</p> <p>_____________________________________________________________________________________________________</p> <p><em>Early childhood is a critical stage for language development and social interaction. While Play-Based Learning (PBL) is widely recognized for fostering creativity and emotional growth, its specific potential in supporting second language vocabulary acquisition remains underexplored. At RA Anak Emas, where English instruction has long been integrated into classroom activities, PBL has been systematically implemented. This study aimed to explore how PBL supports kindergarteners’ vocabulary learning within this context. Adopting a qualitative descriptive approach, the study observed 18 children aged 4–6 years over eight weeks through structured non-participant observation. Guided by Edwards’ typology Open-ended, Modeled Play, and Purposefully-Framed Play the analysis focused on indicators of vocabulary use and social engagement, including turn-taking, cooperation, and spontaneous language production. Findings revealed that the three types of play fostered active participation, contextual vocabulary use, and peer collaboration. Notably, recurring behaviors reflecting empathy and cognitive initiative emerged beyond Edwards’ framework. To capture this dimension, the researchers propose an additional category: Interpersonal Constructive Play, which highlights emotionally rich, idea-driven interactions often overlooked in traditional play taxonomies. This conceptual contribution extends the theoretical landscape of PBL by emphasizing the importance of balancing structured activities with opportunities for spontaneous, empathetic, and cognitively active engagement. The study offers practical implications for early childhood educators and curriculum designers seeking to create holistic and inclusive English learning experiences for young learners</em></p> <p class="JONEDAbstractBody"><span lang="IN"> </span></p>2025-10-07T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 M. Sukron Hamdi, Yuli Astutik, Dian Novitahttps://journal.unu-jogja.ac.id/fip/index.php/JONED/article/view/162Exploring Junior High School Teachers’ Ability to Identify Learners’ Autonomy: A Case Study2025-06-27T06:32:45+00:00Fivty Travika Sukma[email protected]Nenden Sri Lengkanawati[email protected]<p class="JONEDAbstractBody"><span lang="IN">Peran guru dalam membimbing siswa menuju kemandirian belajar telah banyak diakui, namun pemahaman mengenai bagaimana guru mengkonseptualisasikan kemandirian belajar dalam konteks pendidikan masih menunjukkan kesenjangan . Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan studi kasus untuk mengeksplorasi perspektif teoretis dan penerapan praktis kemandirian belajar dari sudut pandang seorang guru Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing (EFL). Data diperoleh melalui observasi kelas dan wawancara tatap muka dengan satu responden menggunakan pertanyaan terbuka guna menggali pemahaman yang lebih mendalam. Data dianalisis dengan metode analisis tematik melalui tahapan transkripsi, pengkodean, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan empat bidang utama, yaitu: (1) pengetahuan dan konseptualisasi guru tentang kemandirian belajar, (2) kelayakan dan kesediaan guru dalam menerapkan kemandirian belajar, (3) strategi penerapan kemandirian belajar di kelas, dan (4) refleksi guru terhadap praktik tersebut. Temuan ini memberikan kontribusi penting bagi pengembangan literatur mengenai kemandirian belajar dengan menghadirkan gambaran mendalam tentang bagaimana guru EFL memahami serta mengimplementasikan konsep ini dalam praktik pengajaran. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan dalam pengembangan profesional guru serta mendorong penelitian lanjutan untuk memperkuat kemandirian belajar sebagai salah satu tujuan utama pendidikan.</span></p> <p class="JONEDAbstractBody"><span lang="IN">_________________________________________________________________________________________</span></p> <p><em>The role of teachers in fostering learner autonomy has been widely acknowledged, yet there remains a significant gap in understanding how teachers conceptualize this notion within the educational context. This qualitative study, employing a case study approach, seeks to explore both theoretical perspectives and practical applications of learner autonomy from the viewpoint of an English as a Foreign Language (EFL) teacher. The study involved classroom observation and face-to-face interviews with one participant as the respondent, using open-ended questions to gain deeper insights. Data were analyzed thematically through processes of transcription, coding, and interpretation to generate a comprehensive understanding of the teacher’s perspectives. Findings highlight four major areas: (1) the teacher’s knowledge and conceptualization of learner autonomy, (2) the feasibility and willingness to implement learner autonomy in practice, (3) classroom applications and strategies to support autonomous learning, and (4) reflective practices related to learner autonomy. The study contributes to the growing literature on learner autonomy by providing an in-depth exploration of how an EFL teacher interprets and enacts this concept in real classroom settings. It is expected that these findings will inform teacher professional development and encourage further exploration of learner autonomy as a pathway to enhancing independent and lifelong learning.</em></p>2025-10-07T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Fivty Travika Sukma, Nenden Sri Lengkanawatihttps://journal.unu-jogja.ac.id/fip/index.php/JONED/article/view/182The Implementation of Green Eco-Literacy in English Language Learning: A Systematic Review2025-07-25T07:03:13+00:00Felicia Pertiwi Gunawan[email protected]Rizka Patrika Rizal[email protected]Neni Nurkhamidah[email protected]<p>Integrasi Green Eco-Literacy dalam pengajaran Bahasa Inggris bertujuan untuk meningkatkan kompetensi linguistik mahasiswa sekaligus menumbuhkan kesadaran serta tanggung jawab lingkungan. Proses penulisan Systematic Literature Review (SLR) dilakukan dengan menggunakan kerangka kerja PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-Analysis). Dari hasil analisis data, teridentifikasi berbagai kategori ontologi, seperti buku teks, strategi pembelajaran, metode evaluasi, praktik kelas, sumber belajar, media, dan model pembelajaran. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pengintegrasian tema-tema ekologis ke dalam pembelajaran bahasa dapat mendorong pemikiran kritis, keterampilan pemecahan masalah, serta kesadaran akan keberlanjutan pada mahasiswa. Metode pembelajaran yang efektif, seperti project-based learning, diskusi kelompok, kegiatan luar ruangan, dan penggunaan media interaktif terbukti dapat meningkatkan keterlibatan mahasiswa serta mendorong penerapan praktik ramah lingkungan di luar kelas. Namun, integrasi yang bermakna masih menghadapi sejumlah tantangan, antara lain kurangnya ketersediaan bahan ajar yang komprehensif, keterbatasan pelatihan guru terkait isu keberlanjutan, serta kecenderungan pengintegrasian topik hijau secara dangkal. Tinjauan ini menekankan perlunya kolaborasi antara pengembang kurikulum, pendidik, dan pembuat kebijakan dalam merancang materi ELT dan kerangka pembelajaran yang benar-benar mendukung pendidikan lingkungan serta selaras dengan tujuan global keberlanjutan. Selain itu, penting juga untuk memberikan pelatihan dan sumber daya yang memadai bagi para guru agar dapat menyampaikan pembelajaran berorientasi eco-literacy secara efektif. Penelitian di masa mendatang perlu mengeksplorasi pendekatan pengajaran inovatif dan interdisipliner, mengevaluasi sikap serta perubahan perilaku mahasiswa dari waktu ke waktu, serta menelaah bagaimana eco-literacy dalam ELT dapat berkontribusi pada tujuan yang lebih luas, yaitu kepedulian lingkungan dan kewarganegaraan global.</p> <p>__________________________________________________________________________________________</p> <p><em>The integration of Green Eco-Literacy in English Language Teaching (ELT) aims to enhance students’ linguistic competence while simultaneously fostering environmental awareness and responsibility. The Systematic Literature Review (SLR) was conducted in accordance with the PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses) framework. From the data analysis, various ontology categories were identified, such as textbooks, instructional strategies, evaluation methods, classroom practices, learning resources, media, and instructional models.</em><em> The findings indicated that incorporating ecological themes into language lessons can promote students’ critical thinking, problem-solving skills, and sustainability consciousness. Effective pedagogical approach such as project-based learning, group discussions, outdoor activities, and the use of interactive media were found to increase student engagement and encourage them to apply eco-friendly practices beyond the classroom. However, meaningful integration remains challenged by the limited availability of well-developed teaching materials, insufficient teacher training on sustainability issues, and the tendency toward superficial incorporation of green topics, this review emphasized the need for curriculum developers, educators, and policymakers to collaborate in designing ELT materials and instructional frameworks that genuinely support environmental education and align with global sustainability goals. Furthermore, providing teachers with sufficient training and resources is essential for the effective delivery of eco-literate instruction. Future research should explore innovative and interdisciplinary teaching approaches, evaluate students’ attitudes and behavioural changes over time, and examine how eco-literacy in ELT can contribute to the broader objectives of environmental stewardship and global citizenship.</em></p>2025-10-07T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Felicia Pertiwi Gunawan, Rizka Patrika Rizal, Neni Nurkhamidahhttps://journal.unu-jogja.ac.id/fip/index.php/JONED/article/view/183Peran Program Kebijakan Sekolah tentang Penyalahgunaan Zat dan Perasaan Aman dalam Meningkatkan Literasi Siswa2025-07-30T03:01:03+00:00Tina Deviana[email protected]Valendra Granitha Shandika Puri[email protected]Kuni Saffana[email protected]<p>Tingkat literasi membaca siswa SMA di Indonesia masih tergolong rendah dan belum menunjukkan capaian yang stabil dari tahun ke tahun. Data nasional mencatat adanya penurunan skor literasi pada periode 2021–2022 di seluruh kelompok pendidikan, termasuk sekolah keagamaan, sekolah luar biasa, dan SMA umum. Meskipun terjadi peningkatan pada tahun berikutnya, kondisi ini menandakan perlunya perhatian serius terhadap upaya peningkatan literasi di tingkat SMA. Penelitian kuantitatif (<em>cross-sectional </em>study) ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh program kebijakan sekolah terkait pencegahan penyalahgunaan zat dan rasa aman di sekolah terhadap capaian literasi peserta didik. Data diperoleh dari Rapor Pendidikan 2023 (data sekunder) yang melibatkan 6.553 siswa sebagai responden. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dan uji mediasi dengan bantuan perangkat lunak JASP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program pencegahan penyalahgunaan zat memiliki pengaruh positif terhadap rasa aman di sekolah, dan rasa aman tersebut secara signifikan memediasi hubungan antara program tersebut dan capaian literasi siswa (mediasi parsial; p < 0,001). Selain itu, kedua variabel tersebut secara simultan terbukti memengaruhi tingkat literasi peserta didik. Temuan ini mempertegas pentingnya penguatan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan mendukung kesejahteraan psikologis siswa untuk mendorong capaian literasi yang lebih optimal. Penelitian ini merekomendasikan pengembangan kebijakan integratif yang memadukan aspek literasi, kesehatan mental, dan pencegahan penyalahgunaan zat sebagai upaya menciptakan iklim belajar yang positif dan inklusif bagi seluruh warga sekolah.</p> <p>________________________________________________________________________________________</p> <p><em>The literacy level of high school students in Indonesia remains relatively low and has not demonstrated stable progress over recent years. National data indicate a decline in literacy scores during the 2021–2022 period across various educational groups, including religious schools, special needs schools, and general high schools. Although improvements were observed in the subsequent year, this condition highlights the urgent need for sustained efforts to enhance literacy at the senior high school level. This study aims to analyze the influence of school policy programs on substance abuse prevention and the sense of safety within schools on students’ literacy achievements. The data were drawn from the 2023 Education Report, involving 6,553 student respondents. The analysis employed multiple linear regression and mediation analysis using the JASP software. The findings reveal that school-based substance abuse prevention programs have a positive effect on students’ sense of safety at school. Furthermore, this sense of safety significantly mediates the relationship between the programs and students’ literacy outcomes (partial mediation; p < 0.001). Additionally, both variables simultaneously influence students’ literacy levels. These results emphasize the importance of fostering a safe, supportive, and inclusive school environment to enhance students’ literacy achievements. This study recommends the development of integrated policies that combine literacy promotion, mental health initiatives, and substance abuse prevention programs as part of broader efforts to establish a positive and conducive learning climate for all school community members.Keywords: learning environment survey, literacy, sense of safety, substance abuse</em></p> <p> </p> <p> </p>2025-10-07T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Tina Deviana, Valendra Granitha Shandika Puri, Kuni Saffanahttps://journal.unu-jogja.ac.id/fip/index.php/JONED/article/view/163Enhancing Grade Ten Students’ Motivation in Learning English through Interactive Comic Media2025-06-27T06:42:31+00:00Fitriya Ningsih[email protected]Atiya Noer Khofifah Khofifah[email protected]El Indahnia Kamariyah [email protected]Dinar Vincy Yunitaka Bahruddin[email protected]Budi Heriyanto [email protected]Fera Widia Sari [email protected]<p>Di era globalisasi, kemahiran berbahasa Inggris sangat penting untuk menghadapi tantangan di tempat kerja dan berkomunikasi dengan orang-orang dari berbagai budaya. Namun, tidak semua siswa SMA tertarik untuk mempelajarinya. Penelitian ini bertujuan meningkatkan motivasi belajar bahasa Inggris siswa melalui penggunaan media pembelajaran interaktif, berupa komik edukasi yang dipadukan dengan model jigsaw puzzle. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas X-B SMA Negeri 4 Pamekasan dengan mengikuti siklus Kemmis dan McTaggart, yang mencakup perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Materi komik yang digunakan terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa. . Data dikumpulkan melalui dokumentasi, observasi, dan angket motivasi belajar, lalu dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam motivasi belajar: peningkatan sebesar 31,25% dari pra-siklus ke siklus I dan peningkatan sebesar 25% dari siklus I ke siklus II. Secara keseluruhan, motivasi belajar meningkat sebesar 56,25%. Hasilnya menunjukkan bahwa penggabungan narasi visual dalam bentuk komik dan model jigsaw untuk kolaborasi sebaya efektif dalam meningkatkan keinginan siswa untuk belajar. Selain itu, model jigsaw memberikan guru ide praktis tentang cara membuat pembelajaran bahasa Inggris yang kreatif dan interaktif. Hasil menunjukkan bahwa narasi visual komik dan kolaborasi sebaya melalui model jigsaw efektif meningkatkan keinginan siswa untuk belajar. Selain itu, metode ini memungkinkan guru bahasa Inggris untuk membuat pembelajaran yang inovatif, interaktif, dan sesuai dengan siswa generasi digital.</p> <p>____________________________________________________________________________________________</p> <p><em>In era of globalization, English language skills are crucial for facing challenges in the workplace and communicating with people from different cultures. However, there are still high school students who are not interested in learning the language. The purpose of this study was to increase students' desire to learn English through the use of interactive learning media such as educational comics combined with the jigsaw puzzle model. In class X-B at SMA Negeri 4 Pamekasan, this classroom action research (CAR) was conducted following the Kemmis and McTaggart cycle, which includes planning, action, observation, and reflection. Comic material related to students' daily lives was included in the learning process. Qualitative and quantitative analyses were conducted after data were collected through documentation, observation, and a learning motivation questionnaire. The results showed a significant increase in learning motivation: an increase of 31.25% from pre-cycle to cycle I and an increase of 25% from cycle I to cycle II. Overall, learning motivation increased by 56.25%. The results indicate that the combination of visual narratives in the form of comics and the jigsaw puzzle model for peer collaboration is effective in increasing students' desire to learn. Furthermore, the jigsaw model provides teachers with practical ideas on how to create creative and interactive English learning. Results show that comic visual narratives and peer collaboration through the jigsaw model effectively increase students' desire to learn. Furthermore, this method enables English teachers to create innovative, interactive, and digital-generation-appropriate learning.</em></p>2025-10-08T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Fitriya Ningsih, Atiya Noer Khofifah Khofifah, El Indahnia Kamariyah , Dinar Vincy Yunitaka Bahruddin, Budi Heriyanto , Fera Widia Sari https://journal.unu-jogja.ac.id/fip/index.php/JONED/article/view/190Strengthening Digital Literacy in the Teaching and Learning of Chemistry: A Literature Review2025-08-31T09:00:30+00:00Munawwarah[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi penguatan literasi digital dalam pembelajaran kimia melalui kajian literatur. Literasi digital menjadi kompetensi esensial abad ke-21 yang tidak hanya mencakup keterampilan teknis, tetapi juga kapasitas kognitif, sosial, dan pedagogis dalam memanfaatkan teknologi secara kritis dan bertanggung jawab. Metode penelitian menggunakan systematic literature review dengan menelaah 50 artikel dari basis data jurnal open access yang berasal dari kombinasi jurnal nasional (seperti JKPK, JPI, JPSI, IJERR) dan jurnal internasional open access (misalnya Journal of Chemical Education, J. Phys. Conf. Ser., iJET, Education and Information Technologies) yang kemudian direduksi menjadi 20 artikel dan dipilih 15 artikel paling relevan berdasarkan kriteria inklusi. Artikel yang dianalisis dipublikasikan dalam rentang waktu 2020–2024, berfokus pada strategi pembelajaran kimia berbasis digital, dan berasal dari jurnal open access untuk menjamin transparansi dan aksesibilitas. Hasil kajian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa maupun calon guru kimia awalnya memiliki tingkat literasi digital sedang, namun strategi pembelajaran berbasis teknologi terbukti mampu meningkatkan kompetensi tersebut secara signifikan. Strategi yang paling sering digunakan meliputi penggunaan e-modul berbasis Android, media Augmented Reality (AR), laboratorium virtual, pembelajaran berbasis proyek (STEAM-PjBL), serta integrasi perangkat lunak kimia seperti ChemDraw. Temuan ini menegaskan bahwa keberhasilan penguatan literasi digital tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan teknologi, tetapi juga oleh keselarasan pedagogis, kesiapan guru, dan keterlibatan aktif siswa. Oleh karena itu, literasi digital perlu diposisikan sebagai kompetensi inti dalam pembelajaran kimia untuk memastikan pengalaman belajar yang bermakna, setara, dan berorientasi masa depan.</p> <p>_______________________________________________________________________________________</p> <p><em>This study aims to analyze strategies for strengthening digital literacy in chemistry education through a systematic literature review. Digital literacy is recognized as an essential 21st-century competence that encompasses not only technical skills but also cognitive, social, and pedagogical capacities to use technology critically and responsibly. The research employed a systematic literature review method, initially identifying 50 open access journal articles, which were then reduced to 20 and finally narrowed down to 15 articles based on inclusion criteria. The selected studies, published between 2020 and 2024, specifically addressed digital literacy strategies in chemistry education and were drawn exclusively from open access journals to ensure transparency and accessibility. The results indicate that most students and pre-service chemistry teachers initially demonstrated moderate levels of digital literacy, yet structured technology-based interventions significantly improved these competencies. The most frequently reported strategies included Android-based e-modules, Augmented/Virtual Reality (AR/VR) media, virtual laboratories, STEAM project-based learning, and the integration of chemistry software such as ChemDraw. These findings highlight that the success of digital literacy development depends not only on the availability of digital tools but also on pedagogical alignment, teacher preparedness, and active student engagement. Consequently, digital literacy should be regarded as a core competency in chemistry education to ensure equitable, meaningful, and future-oriented learning experiences.</em></p>2025-10-08T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Munawwarahhttps://journal.unu-jogja.ac.id/fip/index.php/JONED/article/view/179Urgensi Kolaborasi Guru-Orang Tua dalam Mencegah Perundungan dan Meningkatkan Rasa Aman di Sekolah2025-07-22T16:07:08+00:00Miftah Ulum[email protected]Repi Melani[email protected]Anne Nurdiana[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji urgensi kolaborasi antara guru dan orang tua dalam mencegah perundungan sertameningkatkan rasa aman di sekolah. Mengingat dampak negatif perundungan yang signifikan terhadap perkembangan siswa, kemitraan efektif antara kedua lingkungan pendidikan utama ini diharapkan dapat menjadi solusi preventif yang kuat. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus di SDIT Darul Muta’alimin Bandung. Subjek penelitian meliputi siswa kelas 4 SDIT Darul Muta’alimin, sebanyak 25 Orang, Guru dan orang tua siswa. Namun dalam penggalian informasi data diperoleh melalui proses wawancara secara mendalam dengan para pendidik dan wali murid, sebanyak 5 siswa, 5 pendidik, dan 5 orang wali murid, serta melalui keterlibatan aktif dalam kegiatan observasi untuk memahami persepsi dan pengalaman mereka terkait kolaborasi dan dampaknya terhadap perundungan serta rasa aman.</p> <p>Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi intensif dan keterlibatan orang tua dalam pembelajaran di rumah merupakan bentuk kolaborasi utama yang terjalin di SDIT Darul Muta’alimin. Meskipun belum ada program pencegahan perundungan yang spesifik, keterbukaan komunikasi memungkinkan identifikasi dini dan penanganan efektif kasus perundungan yang terjadi. Siswa merasa aman dan berani melaporkan kejadian, dan orang tua merasa percaya dengan lingkungan sekolah. Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa kolaborasi yang baik antara guru dan orang tua, terutama melalui komunikasi yang efektif, memiliki urgensi yang signifikan dalam mencegah perundungan dan meningkatkan rasa aman siswa di sekolah. Keterlibatan aktif orang tua di rumah melengkapi peran guru di sekolah, menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kesejahteraan psikologis dan sosial siswa, sehingga meminimalkan potensi terjadinya perundungan dan menumbuhkan rasa aman.</p> <p>_______________________________________________________________________________</p> <p><em>This research aims to examine the urgency of collaboration between teachers and parents in preventing bullying and enhancing the sense of safety in schools. Given the significant negative impact of bullying on student development, , an effective partnership between these two primary educational environments is expected to be a powerful preventive solution. This qualitative research employs a case study approach at SDIT Darul Muta'alimin Bandung. The subjects include 25 fourth-grade students, their teachers, and parents.. Data were collected through in-depth interviews with 5 students, 5 educators, and 5 parents, supplemented by participatory observation to understand their perceptions and experiences regarding collaboration and its impact on bullying and safety. The results indicate that intensive communication and parental involvement in home-based learning are the main forms of collaboration established at SDIT Darul Muta'alimin. Although no specific bullying prevention program exists, open communication facilitates the early identification and effective handling of bullying cases.. Students feel safe and brave to report incidents, and parents feel confident in the school environment. The study concludes that good collaboration between teachers and parents, especially through effective communication, has a significant urgency in preventing bullying and increasing students' sense of safety in school. The active involvement of parents at home complements the role of teachers in schools, creating an environment conducive to students' psychological and social well-being, thereby minimizing the potential for bullying and fostering a sense of security.</em></p> <p> </p>2025-10-08T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Miftah Ulum, Repi Melani, Anne Nurdianahttps://journal.unu-jogja.ac.id/fip/index.php/JONED/article/view/161Developing English Writing Worksheet Using Cici App for Teaching Procedure Text of Seventh Grade Students2025-06-27T07:30:36+00:00Sakinah Mawaddah[email protected]Sofia Idawati Lubis[email protected]Syafrina Prihartini[email protected]<p>Lembar kerja merupakan alat pembelajaran yang meningkatkan motivasi siswa dan membantupemahaman materi melalui visual. Penelitian ini bertujuan mengembangkan lembar kerja yang memenuhi kebutuhan siswa kelas VII dalam menulis teks prosedur. Penelitian ini menggunakan <em>Research and Development</em> (R&D) dengan model ADDIE yang meliputi tahap analisis, perancangan, pengembangan, implementasi dan evaluasi. Data penelitian ini berasal dari wawancara guru, modul pengajaran, buku paket dan analisis kebutuhan siswa. Hasilnya menunjukkan bahwa siswa masih berada pada level dasar Bahasa Inggris, dengan kekurangan dalam pemahaman tata bahasa dan kosakata. Mereka menganggap tata bahasa dan aktivitas menulis sulit. Siswa membutuhkan media menarik dengan topik makanan, buku berwarna dominan biru, serta gambar bergaya kartun. Semua aspek ini digunakan untuk mengembangkan Lembar Kerja Penulisan Bahasa Inggris. . Lembar kerja tersebut divalidasi oleh pakar materi dan pakar media juga oleh persepsi siswa. Rata-rata dari validasi ahli material adalah 95,82%, dari lembar validasi ahli media peneliti mendapatkan 96, 43% keduanya dikategorikan sebagai "sangat baik. Berdasarkan kedua validasi tersebut, lembar kerja termasuk dalam kategori "sangat baik", artinya cocok digunakan oleh guru dan siswa sebagai media pembelajaran pendukung. Terakhir, dari persepsi siswa, lembar kerja penulisan bahasa Inggris juga dikategorikan "sangat baik" dengan rata-rata 93,73%. Ini menunjukkan bahwa "lembar kerja penulisan bahasa Inggris menggunakan aplikasi Cici untuk teks prosedur pengajaran kepada siswa kelas VII" ditemukan menarik oleh siswa. Dengan bahasa yang lebih sederhana dan desain yang menarik serta mudah dipahami, lembar kerja yang dikembangkan berhasil meningkatkan minat siswa dalam belajar.</p> <p>___________________________________________________________________________________</p> <p><em>Worksheets are learning tools that enhance student motivation and aid material comprehension through visuals. This study aims to develop worksheets that meet the needs of seventh-grade students in writing procedural texts. The research employs Research and Development (R&D) using the ADDIE model, which includes the stages of analysis, design, development, implementation, and evaluation. The research data were obtained from teacher interviews, teaching modules, textbooks, and student needs analysis. The results indicate that students are still at a basic level of English proficiency, with deficiencies in grammar and vocabulary understanding. They find grammar and writing activities difficult. Students require engaging media with food-related topics, books with a dominant blue colour scheme, and cartoon-style illustrations. All these aspects were utilized to develop the English Writing Worksheets. The worksheets were validated by subject matter experts and media design experts, as well as through student perceptions. The average validation score from the subject matter expert was 95.82%, while the media design expert validation yielded 96.43% - both categorized as "Excellent." Based on these validations, the worksheets fall into the "Excellent" category, meaning they are suitable for use by teachers and students as supplementary learning media. Finally, student perceptions also categorized the English writing worksheets as "Excellent" with an average score of 93.73%. This demonstrates that the "English writing worksheets using the Cici Application for teaching procedural texts to seventh-grade students" were found to be engaging by students. With simpler language, attractive design, and ease of understanding, the developed worksheets successfully increased student interest in learning.</em></p>2025-10-08T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Sakinah Mawaddah, Sofia Idawati Lubis, Syafrina Prihartinihttps://journal.unu-jogja.ac.id/fip/index.php/JONED/article/view/171Konsep Islamic Parenting dan Relevansinya bagi Penguatan Karakter Moral Anak Usia Dini2025-06-27T07:46:25+00:00Kuni Safingah[email protected]Kusuma Putri[email protected]<p>Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi nilai etis senantiasa memberikan pedoman hidup dalam setiap lini kehidupan manusia untuk dapat mencapai derajat etik yang mapan. Islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa menjaga keluarga dengan sebaik-baiknya. Keluarga sebagai pusat pendidikan bagi anak di usia dini menjadi wahana terpenting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengannya dibutuhkan pola asuh atau parenting yang ditujukan agar orang tua dapat membimbing dan membina anak-anaknya menjadi anak yang beriman, takut kepada Tuhan. Oleh karena itu, mendidik anak usia dini menjadi peran yang fundamental dan harus terus diupayakan agar mereka mencapai tatanan nilai moral yang mapan ketika mendewasa. Penelitian ini menggunakan penelitian studi Pustaka.Adapun hasil dari penelitian ini ialah (1) Islamic parenting menjadi acuan dan pedoman bagi keluarga dalam mendidik anak, membiasakan anak dan sebagai pembuka jalan bagi terbentuknya ekosistem keluarga yang mapan penuh akan keteladanan (2) Islamic parenting menekankan pada praktik nasehat disertai dengan keteladanan, kasih sayang beserta empati, dan mengenali serta menjalankan perintah Tuhan (3) Islamic parenting memberikan fondasi nilai yang kokoh bagi orang tua dan anak usia dini dalam proses pembangunan karakter yang berbudi luhur.</p> <p>___________________________________________________________________________________</p> <p><em>Islam is a religion that upholds ethical values and always provides life guidelines in every line of human life to be able to achieve an established ethical degree. Islam teaches its followers to always take care of their families as well as possible. The family as the centre of education for children is the most important vehicle in the process of growth and development of children. With this, parenting is needed so that parents can guide and foster their children to become children who believe in, fear God. Therefore, educating early childhood is a fundamental role and must continue to be pursued so that they achieve an established order of moral values when they grow up. The results of this study are (1) Islamic parenting becomes a reference and guideline for families in educating children, familiarising children and as a way to pave the way for the formation of a well-established family ecosystem full of exemplary (2) Islamic parenting emphasises the practice of advice accompanied by exemplary, compassion and love. (3) Islamic parenting provides a solid value foundation for parents and early childhood in the process of building virtuous character.</em></p> <p> </p> <p> </p> <p> </p> <p> </p> <p> </p>2025-10-08T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Kuni Safingah, Kusuma Putrihttps://journal.unu-jogja.ac.id/fip/index.php/JONED/article/view/185Peningkatan Literasi Bahasa Jawa untuk Siswa Sekolah Dasar dengan Aplikasi Let’s Read Berpendekatan Deep Learning 2025-08-30T16:03:13+00:00Endang Sri Maruti[email protected]Faisal Ardyanto Nugroho[email protected]<p>Literasi bahasa daerah, termasuk Jawa, memegang peranan penting dalam melestarikan kebudayaan lokal dan meningkatkan kemampuan berbahasa siswa. Penelitian ini bertujuan meningkatkan literasi bahasa Jawa siswa sekolah dasar dengan pemanfaatan aplikasi <em>Let’s Read</em>. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang menggabungkan pendekatan deskriptif kualitatif dan analisis statistik kuantitatif. Penelitian dilakukan dalam dua siklus, masing-masing terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V di SDN 03 Kanigoro Kota Madiun. Data dikumpulkan melalui observasi langsung, tes tertulis untuk mengukur pemahaman membaca, dan angket untuk mengukur minat baca siswa sebelum dan sesudah penggunaan aplikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi <em>Let’s Read</em> mampu meningkatkan keterlibatan siswa dalam membaca teks bahasa Jawa melalui penyajian cerita interaktif, ilustrasi menarik, serta latihan berulang yang menekankan prinsip <em>deep learning</em>. Peningkatan dibuktikan dengan rata-rata kemampuan reseptif siswa pada siklus 1 sebesar 44,5 meningkat menjadi 75 pada siklus 2, dan kemampuan ekspresif mencapai 54 pada siklus 1, dan meningkat menjadi 76 pada siklus 2. Selain itu, keaktifan siswa dalam diskusi dan menulis ringkasan cerita meningkat secara signifikan. Teknologi digital ini juga terbukti mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan interaktif. Dengan demikian, aplikasi <em>Let’s Read</em> dapat dijadikan salah satu alternatif media pembelajaran untuk meningkatkan literasi bahasa Jawa di tingkat sekolah dasar. Integrasi teknologi seperti ini merupakan solusi inovatif yang disarankan untuk diterapkan pada pembelajaran bahasa daerah lainnya. Penelitian lanjutan dapat mengeksplorasi efektivitas aplikasi pada kelompok usia atau jenjang pendidikan yang berbeda.</p> <p>____________________________________________________________________________________</p> <p><em>Regional language literacy, including Javanese, plays a vital role in preserving local culture and enhancing students' language skills. This study aims to improve the Javanese literacy of elementary school students by utilizing the Let’s Read application. The method used was Classroom Action Research (CAR), combining a qualitative descriptive approach with quantitative statistical analysis. The research was conducted in two cycles, each consisting of planning, implementation, observation, and reflection stages. The subjects were fifth-grade students at SDN 03 Kanigoro, Madiun City. Data was collected through direct observation, written tests to measure reading comprehension, and questionnaires to measure students' reading interest before and after using the application. The results showed that the Let’s Read application could increase student engagement in reading Javanese texts through interactive stories, attractive illustrations, and repetitive exercises emphasizing deep learning principles. The improvement is evidenced by the average student receptive ability, which increased from 44.5 in cycle 1 to 75 in cycle 2, and expressive ability, which reached 54 in cycle 1 and increased to 76 in cycle 2. Furthermore, student activity in discussions and writing story summaries increased significantly. This digital technology also proved capable of creating a fun and interactive learning atmosphere. Thus, the Let’s Read application can be an alternative learning medium to improve Javanese literacy at the elementary school level. The integration of such technology is an innovative solution recommended for application in other regional language learning. Further research can explore the application's effectiveness on different age groups or educational levels.</em></p>2025-10-08T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Endang Sri Maruti, Faisal Ardyanto Nugrohohttps://journal.unu-jogja.ac.id/fip/index.php/JONED/article/view/188Media Pembelajaran Teknologi Permainan Dinding Kata dalam Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa 2025-08-30T15:45:34+00:00Husaini[email protected]Uci Dwi Cahya[email protected]Weni Astari[email protected]<p> Penggunaan media pembelajaran yang konvensional dan tidak variatif menyebabkan siswa kurang bersemangat dan akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran <em>Wordwall</em> terhadap hasil belajar siswa pada materi perubahan wujud benda alam. Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif. Pengambilan sampel menggunakan teknik <em>purposive sampling</em> dengan jumlah sampel sebanyak 41 siswa di SD Negeri Bukit Tiga tahun ajaran 2023/2024, yaitu 21 siswa VA pada kelas eksperimen dan 20 siswa VB pada kelas kontrol. Data dikumpulkan menggunakan soal tes objektif untuk mengukur hasil belajar pada materi perubahan wujud benda alam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah pembelajaran menggunakan <em>Wordwall</em> dengan hasil belajar siswa berdasarkan nilai rata-rata posttest untuk kelas eksperimen sebesar 85,71 dan kelas kontrol sebesar 73,75. Hasil uji hipotesis menggunakan uji Mann-Whitney menunjukkan hasil Sig (2-tailed) sebesar 0,003. Nilai Sig (2-tailed) ini < α (0,05). Artinya, terdapat perbedaan skor posttest yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh media pembelajaran Wordwall terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem periodik unsur. Penelitian ini telah memberikan berkontribusi terhadap pembelajaran IPA di SD Negeri Bukit Tiga dan dapat dijadikan sebagai media pembelajaran lainnya untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa</p> <p>_______________________________________________________________________________________</p> <p><em>Learning can be seen from the atmosphere of the class and the interaction between the teacher and students. The use of conventional and unvaried learning media causes students to be unenthusiastic and will affect student learning outcomes. This research aims to determine the influence of Wordwall learning media on student learning outcomes on the topic of changes in natural appearance. This research method is a quantitative method. Sampling used a purposive sampling technique with a total sample of 41 students at SD Negeri Bukit Tiga for the 2023/2024 academic year, namely 21 VA students in the experimental class and 20 VB students in the control class. Data was collected using objective test questions to measure learning outcomes on changes in natural appearance. The research results showed that there was an increase in student learning outcomes after learning using Wordwall with student learning outcomes based on the average posttest score for the experimental class of 85.71 and the control class of 73.75. As for the results of hypothesis testing using the Mann-Whitney test, there is a Sig (2-tailed) result of 0.003. This Sig (2-tailed) value is < α (0.05). This means that there is a significant difference in posttest scores between the experimental class and the control class. It can be concluded that there is an influence of the Wordwall learning media on student learning outcomes in the periodic system of elements material. This research has contributed to science learning at Bukit Tiga State Elementary School and can be used as another learning medium to improve students' learning abilities.</em></p>2025-10-08T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Husaini, Uci Dwi Cahya, Weni Astarihttps://journal.unu-jogja.ac.id/fip/index.php/JONED/article/view/193Students' Perception on Using English Language Fantasy Movies to Enhance Vocabulary Mastery in English Education2025-09-12T06:16:22+00:00Ayonia Jelita Boru Sinaga[email protected]Tiarannisa Putri Lestari[email protected]Olga Dona Retsi[email protected]Muhammad Subhan Fikri[email protected]<p>Penelitian kualitatif studi kasus ini mengkaji persepsi mahasiswa terhadap penggunaan film berbahasa Inggris untuk akuisisi kosakata. Data dikumpulkan melalui wawancara semi-terstruktur dengan empat mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Palangka Raya yang memiliki kebiasaan menonton film berbahasa Inggris. Data kemudian dianalisis secara tematik, yang menghasilkan lima tema utama: (1) pengalaman pertama dengan film fantasi berbahasa Inggris, (2) manfaat yang dirasakan, (3) efektivitas akuisisi kosakata, (4) teknik pembelajaran, dan (5) integrasi film ke dalam pendidikan formal. Temuan mengungkapkan bahwa film menyediakan input otentik dan multimodal yang mendukung pembelajaran kosakata, baik secara insidental maupun intensional. Keberhasilan pembelajar dipengaruhi oleh strategic engagement (keterlibatan strategis), seperti pencatatan, penggunaan kamus, penerjemah, dan refleksi. Durasi paparan terhadap bahasa juga menjadi faktor yang membedakan pembelajar pemula dini dan pemula terlambat. . Para partisipan menekankan bahwa bimbingan guru melalui kegiatan pre-, during-, dan post-viewing meningkatkan pemahaman, menopang (scaffold) akuisisi kosakata, serta mengatasi tantangan seperti dialog cepat atau subtitle yang tidak akurat. Studi ini memberikan bukti kualitatif yang mendukung Input Hypothesis Krashen dan Noticing Hypothesis Schmidt, dengan menunjukkan interaksi antara faktor kognitif dan afektif dalam pembelajaran berbasis film. Hasil ini menyoroti potensi pedagogis dari integrasi film berbahasa Inggris ke dalam pengajaran formal.Pendekatan yang terstruktur, menarik, dan berpusat pada pembelajar terbukti dapat mengoptimalkan penguasaan kosakata sekaligus menjaga motivasi dan paparan bahasa yang otentik. Untuk penelitian mendatang, disarankan menggunakan desain eksperimental atau longitudinal guna mengukur peningkatan yang terukur dan menyelidiki lebih lanjut mekanisme yang mendasari pembelajaran bahasa melalui media audiovisual.</p> <p>__________________________________________________________________________________________</p> <p><em>This qualitative case study investigates students’ perceptions of using English-language films for vocabulary acquisition. Data were collected through semi-structured interviews with four students from the English Education Study Program at the University of Palangka Raya who regularly watch English-language films. The data were then analysed thematically, resulting in five main themes: (1) first experiences with English fantasy films, (2) perceived benefits, (3) effectiveness of vocabulary acquisition, (4) learning techniques, and (5) integration of films into formal education. The findings reveal that films provide authentic and multimodal input that supports both incidental and intentional vocabulary learning. Learners’ success is influenced by strategic engagement, such as note-taking, dictionary use, translation, and reflection. The duration of language exposure also distinguishes early and late beginners. Participants emphasized that teacher guidance through pre-, during-, and post-viewing activities enhances comprehension, scaffolds vocabulary acquisition, and helps overcome challenges such as fast-paced dialogues or inaccurate subtitles. This study provides qualitative evidence supporting Krashen’s Input Hypothesis and Schmidt’s Noticing Hypothesis, demonstrating the interaction between cognitive and affective factors in film-based learning. The results highlight the pedagogical potential of integrating English-language films into formal instruction. A structured, engaging, and learner-cantered approach can optimize vocabulary mastery while maintaining motivation and exposure to authentic language. Future research is recommended to employ experimental or longitudinal designs to measure observable improvement and further explore the underlying mechanisms of language learning through audiovisual media.</em></p>2025-10-09T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Ayonia Jelita Boru Sinaga, Tiarannisa Putri Lestari, Olga Dona Retsi, Muhammad Subhan Fikrihttps://journal.unu-jogja.ac.id/fip/index.php/JONED/article/view/189 The Impact of Interactive Animation Media on Pancasila Character Development in Islamic Education2025-08-31T08:33:49+00:00Maslani[email protected]Rifqi Rohmatulloh[email protected]Muhammad Heri Numaeri[email protected]Mochamad Aqil[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh video pembelajaran interaktif berbasis animasi dalam Pendidikan Agama Islam terhadap pengembangan karakter siswa yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode campuran dengan desain eksplanatori sekuensial, yang menggabungkan analisis kuantitatif dan kualitatif untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif. Data kuantitatif dikumpulkan melalui angket dan tes hasil belajar dari 50 siswa di SD Inpres Mannurukki dan SD Inpres Bontobila. Pemilihan kedua sekolah ini didasarkan pada kondisi geografisnya yang berdekatan, sehingga memungkinkan perbandingan untuk mengidentifikasi kesenjangan atau kesamaan dalam penerapan media teknologi pada PAI. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan inferensial (korelasi Pearson/Spearman). Hasil analisis kuantitatif menunjukkan tidak ada korelasi yang signifikan antara penggunaan media berbasis teknologi dengan hasil belajar Pendidikan Agama Islam yang berorientasi pada pengembangan karakter Pancasila, dengan koefisien korelasi sebesar -0,096 dan nilai signifikansi sebesar 0,507. Temuan ini justru memberikan kontribusi penting, yang mengindikasikan bahwa teknologi saja tidak cukup untuk membentuk karakter tanpa diperkuat oleh peran guru dan pendekatan humanis. Sementara itu, temuan kualitatif dari wawancara mendalam dengan dua guru dan siswa mengungkapkan bahwa meskipun media teknologi dinilai menarik, efektivitasnya dalam membentuk karakter masih terbatas. Peran guru sebagai panutan, diskusi langsung, dan konteks sosial terbukti lebih dominan dalam menginternalisasi nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu, media berbasis teknologi perlu diintegrasikan secara bijaksana ke dalam strategi pembelajaran yang menekankan pendekatan humanis dan kontekstual.</p> <p>______________________________________________________________________________________</p> <p><em>This study aims to analyze the influence of interactive animation-based learning videos in Islamic Religious Education on students’ character development grounded in Pancasila values. The research employed a mixed-method approach with a sequential explanatory design, combining quantitative and qualitative analyses to obtain a comprehensive understanding. Quantitative data were collected through questionnaires and learning achievement tests administered to 50 students from SD Inpres Mannurukki and SD Inpres Bontobila. These two schools were selected based on their geographical proximity, allowing for a comparative analysis to identify gaps or similarities in the implementation of technology-based media in Islamic Religious Education (PAI). The data were analyzed using descriptive and inferential statistics (Pearson/Spearman correlation). The quantitative findings indicated no significant correlation between the use of technology-based media and learning outcomes in Islamic Religious Education oriented toward Pancasila character development, with a correlation coefficient of -0.096 and a significance value of 0.507. This finding provides an important insight, suggesting that technology alone is insufficient to shape character without being reinforced by the teacher’s role and a humanistic approach. Meanwhile, qualitative findings from in-depth interviews with two teachers and students revealed that although technology-based media were considered engaging, their effectiveness in shaping character remained limited. The teacher’s role as a role model, direct discussions, and social context proved to be more influential in internalizing Pancasila values. Therefore, technology-based media should be integrated wisely into learning strategies that emphasize humanistic and contextual approaches. </em></p>2025-10-09T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Maslani, Rifqi Rohmatulloh, Muhammad Heri Numaeri, Mochamad Aqil